Senin, 01 April 2013

Bubur Merah Putih -Jenang Sengkolo-



Trio TAH,
Aku mau setor lagi, masih seputar bubur sebagai jajanan tradisional.
Kali ini aku bikin Bubur Merah Putih (Jenang Sengkolo). Bubur ini sering banget dibikin utk berbagai peringatan. Dr mulai kelahiran bayi, peringatan hari lahir/weton, saat sembuh dr sakit, dll.
Bubur ini salah satu perwujudan rasa syukur kepada sang pencipta. Hal tersebut dimaksudkan sebagai ungkapan kembali kepada asal-muasal manusia yang diciptakan oleh Allah dari sari pati bumi melalui 'darah merah' Ibu  dan 'darah putih' Ayah sebagai perantaraan wujudnya di dunia ini.
Dengan demikian selamatan bubur sengkolo merah putih juga dimaksudkan sebagai ungkapan doa 'penyerahan diri' kepada Tuhan untuk memohon keselamatan dan keberkahan karena meyakini bahwa pada asalnya manusia tidak mempunyai daya kekuatan apa-apa, hanya sebentuk darah merah dan putih. Hanya karena kuasa Allah semata-mata yang menciptakan dan memberi hidup dan penghidupan kepada manusia. Maka selayaknya segala sesuatu dikembalikan kepada-Nya. Hal ini seiring dan selaras dengan filosofi yang ditekankan Islam bahwa segala sesuatu itu pada hakekatnya 'Laa haula wa laa quwata illa billah' tiada pertolongan dan kekuatan melainkan hanya dengan pertolongan dan kekuatan Allah semata.

Bubur Merah Putih (Jenang Sengkolo)
Bahan :
250 grm beras cuci dan rendam kurleb 2 jam
1000 cc santan
1/2 sdt garam
150 gr gula merah disisir halus (dpt ditambah sesuai selera), cairkan dg 50cc air, saring.
2 lbr daun pandan
Cara membuat :
1. Didihkan santan yg sdh diberi daun pandan dan garam.
2. Jika sdh mendidih masukkan beras yg sdh ditiriskan.
3. Kecilkan api, aduk bubur hingga beras mengembang dan bubur menjadi kental.
4. Matangkan bubur. Ambil sekitar 8 sdm bubur putih
5. Masukkan gula jawa cair yg sdh disaring ke sisa bubur, aduk rata dan matangkan kembali.
6. Bisa disajikan dg ditambah parutan kelapa atau santan cair matang

Besta Arlita

3 komentar: