Senin, 11 Maret 2013

SEKAPUR SIRIH

Selain keindahan alam yang mempesona, Indonesia juga terkenal sebagai negara yang kaya akan budaya serta cita rasa kulinernya. Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau, puluhan provinsi dan beragam adat istiadat memiliki beragam keunikan budaya serta kuliner yang istimewa, hanya sungguh sayang seiring dengan berjalannya waktu dan juga asimilasi dengan kebudayaan dari luar negeri membuat ragam kuliner daerah menjadi terpinggirkan.  Padahal keanekaragaman kuliner asli Indonesia ini sepatutnya bisa dijaga turun temurun agar tidak punah.

Jajanan tradisional adalah warisan budaya yang unik namun seringkali terlupakan walaupun sesungguhnya cukup diminati, namun tak jarang orang memandang jajanan tradisional ini sebelah mata. Meskipun sepele, namun makanan tradisional Indonesia adalah bagian dari atribut bangsa Indonesia yang perlu dijaga dan dilestarikan.

Salah satu upaya untuk melestarikannya adalah dengan mengingat kembali serta mengenal jenis – jenis jajanan tradisional di setiap daerah, apa saja bahan baku pembuatannya, bagaimana cara membuat serta menyajikannya, mitologi dan cerita apa saja yang ada dibalik pembuatan jajanan tersebut. Di masa lalu, aneka makanan ini dibuat untuk acara tertentu. Makanan sangat erat kaitannya dengan budaya daerah. Di dalam setiap upacara adat, pasti menggunakan makanan / jajanan sebagai salah satu bagian penting seperti biasa disebut sebagai sesajen, jadi dapat disimpulkan bahwa jajanan tradisional menjadi symbol yang sangat penting dalam upacara adat. Sebagai contoh dalam tradisi Jawa, aneka kue jajanan pasar disajikan untuk acara acara adat seperti Mitoni, Lamaran, Pernikahan, Salamatan, Kirim doa, dan sebagainya.

Sungguh sayang kini keistimewaan itu mulai menghilang perlahan, bahkan di pasar – pasar tradisional pun kita jarang dapat menemui jajanan pasar tradisional Indonesia disana. Jajanan tradisional ini dibuat dengan cara tradisional dan biasanya menggunakan bahan – bahan non kimia. Kue jajanan pasar ini ada juga yang menyebutnya dengan istilah kue subuh karena aneka kue ini dijual saat subuh sampai pagi hari. Kesan ‘ndeso’ atau kampungan pada jajan pasar membuat makanan ini mulai ditinggalkan oleh masyarakat terutama anak – anak muda masa kini yang lebih akrab dengan segala hal berbau luar negeri.

Sebagai warisan kuliner, sudah lumrah jika makanan yang mulai langka (bahkan sudah ada yang punah) ini dilestarikan. Pada kesempatan kali ini, milis Natural Cooking Club (NCC) yang beranggotakan lebih dari 14,000 orang dari seluruh belahan dunia mengangkat tema ‘Jajanan Tradisional Indonesia Week (JTIW)’ sebagai upaya ikut ambil bagian dalam karya nyata melestarikan warisan kuliner tradisional Indonesia dan merupakan perwujudan dari kecintaan kami pada Indonesia. Online event ini akan berlangsung mulai tanggal 09 Maret 2013 hingga 09 April 2013 dan diharapkan dapat memunculkan beraneka ragam kue dan snack jajanan tradisional Indonesia.

Kreasikan semua bahan yang ada di sekitar anda, singsingkan lengan untuk membuat jajanan tradisional kenangan anda. Jangan minder apalagi jiper… Mari bersatu sukseskan Jajanan Tradisional Indonesia Week dan lestarikan khazanah kuliner tradisional Indonesia.

Salam Jajanan Tradisional Indonesia,

-Trio TAH-
Tantrie, Agnes Marie, Hanny JK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar