Mengutip dari Acehpedia:
Saking terkenalnya Timphan ini di Aceh, sehingga banyak ungkapan/pribahasa dengan kata Timphan diantaranya yaitu “Uroe goet buluen goet Timphan ma peugoet beumeuteme rasa” ( Hari baik bulan baik Timphan ibu buat harus dapat kurasakan). Saat ini, tidak hanya di Aceh, timphan juga sudah terkenal hingga ke luar Aceh. Banyak ditemukan timphan di restoran-restoran Aceh di pulau Jawa.
Thimpan adalah kue istimewa dalam kehidupan masyarakat Aceh, khususnya di Sigli, Kota Banda Aceh, Lhokseumawe, Langsa, Bireun, dan lainnya setiap Hari Raya Idul Fitri atau lebaran.
Biasanya thimpan untuk lebaran dimasak pada malam terakhir puasa atau malam takbiran pertama oleh para ibu dibantu remaja puteri di daerah-daerah tersebut. Di luar lebaran, para ibu di sana kurang tertarik membuat thimpan sendiri. Mereka yang ingin makan kue itu biasanya membeli di toko-toko roti, kendati rasanya berbeda bila membuat sendiri.
Bikinnya gampang-gampang susah tapi hasilnya worth it banget.
Berikut resep dari ibu mertua:
Bahan:
- 500gr tepung ketan
- 200ml santan kental
- 1/4 sdt garam
- labu kuning sekitar 250gr
- Daun pisang muda (yang masih bergulung)
Isi :
- 4 butir telur ayam
- 200 santan kental
- 100 gr gula pasir
- 1 sdm tepung agar2
- daun pandan +esence pandan sedikit
- nangka secukupnya
Cara membuat :
- Masak labu dengan santan, garam (seperti buat kolak), setelah hangat masukkan kolak labu ke tepung ketan, uleni hingga kalis. Adonan ini digunakan untuk kulit.
- Buat adonan isi: Kocok telur dan gula hingga kental, masukkan tepung agar2 dan santan, aduk rata, tambahkan nangka, daun pandan, esence pandan lalu masak sampai kental dan berbutir2 kecil. Setelah matang dinginkan dan gunakan sebagai isi timphan.
- Ambil daun pisang olesi dengan minyak lalu tipiskan adonan kulit, beri adonan isi kemudian digulung, dibungkus seperti lontong kecil, kukus hingga matang 15 menit.
Salam JTIW,
Yeni
Tidak ada komentar:
Posting Komentar