Kue kojo ini kue khas dari Sumatera Selatan. Meskipun resep di setiap daerah berbeda, tapi bisa dipastikan bahwa bahan-bahan untuk membuat kue ini sama yaitu telur, gula, santan, terigu, dan air dari daun pandan dan daun suji.
Untuk bentuk, ada yang dibuat berlapis sehingga disebut Lapis Kojo. Ada juga yang dipanggang biasa dengan loyang besar. Bentuk lainnya yang biasa ditemukan di pasar ada yang di cetak dengan cetakan loyang bulat kecil-kecil, ada yang menggunakan cetakan kue cucur, atau cetakan kue lumpur dan cetakan carabikang. Semua tetep deh namanya kue Kojo, jajanan tradisional warna ijo dari daerah Sumatera Selatan.
Kali ini kue Kojo nya saya buat beda yaa, yaitu diisi ke dalam kulit pie. Resep kulit pie bisa pakai resep apa saja. Sedangkan resep kue Kojonya saya pakai 1/5 resep Kue Lapis Kojo dari tabloid Nova yang sudah
dimodifikasi di blog Mbak Camelia.
Pie:
100 gr margarin / butter
200 gr terigu
1 telur
Semua bahan pie diaduk rata menjadi adonan yang bisa dibentuk.
Kemudian cetak di cetakan mini pie.
Kue Kojo
Bahan
20 butir telur ayam (resep asli
pake 10 butir telor bebek + 10
butir telor ayam )
600 gr gula pasir
1000 ml santan dari 2 butir kelapa
100 ml air pandan suji ( yang ini saya skip dan diganti 100 ml santan )
200 gr tepung terigu
pasta pandan secukupnya ( saya pakai merk kupu-kupu )
Cara membuat:
- Panaskan oven pada suhu 180 derajat celcius.
- Siapkan loyang kotak, yang sudah dialas kertas roti dan dioles sedikit margarin. ( saya siapkan loyang pie dengan kulit pie yang sudah dicetak ). Sisihkan.
- Kocok gula dan telur sampai mengembang. ( saya kocok dengan whisk asal gula larut saja ).
- Masukan santan sedikit demi sedikit. Masukan terigu aduk perlahan sampai rata. Masukan pasta pandan, aduk rata.
- Kemudian tuang ke kulit pie. Jika adonan masih ada terigu yang menggumpal, lebih baik saring dahulu.
- Panggang sampai matang, dengan pintu oven sekali-sekali dibuka supaya kue tidak menggelembung dan pecah.
- Sajikan hangat atau dingin tetap enak.
Demikian laporan saya ya..
Salam Jajanan Tradisional Indonesia,
Teresa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar