Rabu, 10 April 2013

Roti Ketawa (Roti Mekkel)


Dear Hosts NCC JTIW yang manis,

Langsung aja ya:-)

Jangan bilang Anda berasal dari Medan kalau tidak kenal “Roti Ketawa.” Serius lho! Roti Ketawa sudah jadi jajanan resmi saya sejak di SD kenal uang Rp 25, atau Rp 50 hingga Rp 100. Waktu itu saya ingat harga sebuah roti ketawa hanya Rp 25., kemudian Rp 50., kemudian Rp 100., Kalau sekarang mungkin sudah Rp 500 atau Rp 1000., per buah. Saya selalu suka roti ketawa. Bahkan setelah duduk di bangku kuliahpun saya masih suka roti ketawa.  Pindah dari Medan, saya kuliah di Depok. Dulu, pertama sekali saya melihat abang-abang menjual ‘semacam’ roti ketawa. Bedanya bentuknya lebih kecil-kecil dengan taburan wijen. Di kacanya tertulis “Onde Ketawa”. Penasaran, saya beli. Namun sayang, yang saya pikir roti ketawa itu sama sekali tidak ada ketawanya alias bulat sempurna. Belum lagi rasanya, sama sekali tidak sama dengan ‘roti ketawa’ yang saya kenal di Medan. Juga teksturnya terlalu lembut. Terus terang saya kecewa.  Sejak itu saya tak tertarik membeli “Onde Ketawa” yang didorong abang-abang. 

Oya bicara tentang namanya, menurut saya karena ada bagian kuenya yang membuka, maka disebutlah “Roti Ketawa.” Adonan yang dibentuk bulat saat digoreng akan membuka dan ngangap. Kalau sekarang saya sudah mengerti kenapa adonan membuka. Tekanan panas dari minyak membuat pengembang kue bereaksi dengan gula yang ada di dalam adonan dan reaksi itu yang mendorong udara keluar dan membuka adonan. Tapi kenapa disebut “Roti Ketawa” bukan “Kue Ketawa” saya sendiri ga pernah tahu. Roti Ketawa ini sama sekali tidak menggunakan ragi yang menjadi ciri khas bahan roti. Yang jelas kalau datang ke Medan, Tanah Melayu Deli lalu kota-kota lain di sekitarnya seperti Kabupaten Simalungun,kota Pematang Siantar tempat kelahiran saya, terus lanjut menuju Pematang Raya dan berlanjut  terus ke Tanah Karo, Kabanjahe dan Berastagi atau dari Pematang Siantar terus ke daerah Tapanuli yang berada di pinggiran Danau Toba dan sekitarnya, bisa dipastikan semua kedai kopi, semua warung hingga toko-toko makanan di pasar tradisional mengenal “Roti Ketawa.” Begitu luasnya kepopuleran kue satu ini bukan? Roti ketawa dari Medan bersama ikan teri  dan selai srikaya sudah pasti menjadi oleh-oleh yang selalu saya minta. Tiga empat biji roti ketawa di pagi hari dengan secangkir teh manis panas, cukup buat bekal berangkat kuliah. Perut aman sampai jam 1 siang.

Kenangan sejak kecil dengan ‘roti ketawa’ ternyata membekas nyata hingga sampai sekarang berkeluarga dan punya anak. Jujur saja eksperimen pertama saya adalah bertemu resep NCC “Onde Ketawa”. Ikutin resep tapi setelah dimakan, rasanya belum seperti yang diingat oleh lidah. Jadilah resep NCC saya ubah sedikit disana-sini. (Semoga Ibu Fatmah tidak keberatan ya, resepnya saya ganti, tetap jadi patokan kok sebenernya) Setelah beberapa kali eksperimen akhirnya saya puas dengan hasilnya. Makin lengket dengan NCC. Sekarang sudah bisa menikmati roti ketawa kapan saja mau tanpa harus menunggu oleh-oleh dari Medan. Setiap saudara yang datang saya suruh cobain dan mereka bilang enak roti ketawanya. Sayapun tertawa haha…haha…

Roti Ketawa ala Jajanan anak Medan

Bahan:
250 gr tepung protein tinggi
150 gr gula pasir
50 gr Margarine
3 butir telur ukuran sedang
1 sdt baking powder double active
1 sdt Vanilli
Air dingin matang 5 sdm
1 liter minyak goreng
air dingin dalam mangkok untuk mencelup
100 gr wijen putih

Cara Membuat:
  1. Campur vanilli, soda kue, garam dan tepung. Aduk rata dengan whisk.
  2. Mikser margarine dengan gula hingga lembut lalu masukkan telur satu-persatu sambil terus dikocok hingga mengembang. Masukkan air 3 sdm. Mikser llagi hingga semua tercampur rata. Matikan mikser.
  3. Masukkan campuran tepung dan air hingga adonan menyatu, uleni perlahan-lahan hingga bisa dibentuk bulat-bulat. Uleni sekitar 5 menit. Ini dimaksudkan supaya ikatan tepung membentuk gluten sehingga akan didapat tekstur roti ketawa yang lebih bervolume (baca keras) Setelah itu bentuk bulat-bulat sebesar bola pingpong.
  4. Sebelumnya panaskan wajan dan minyak goreng. Setelah minyak goreng matang, matikan api. tunggu sekitar 3 menit.
  5. Celupkan adonan bulat bola pingpong ke dalam air, lalu taburi dengan wijen secara merata dan langsung digoreng.
  6. Nyalakan kompor kembali. Goreng adonan dengan api sedang. Masukkan bola-bola hanya hingga separuh permukaan wajan saja karena adonan akan membuka dan mengembang. Goreng hingga kecoklatan lalu angkat dan tiriskan. Siap dihidangkan.

Catatan: Karena saya orang batak, saya lebih suka menyebutnya “Roti Mekkel” sebab ketawa dalam bahasa Batak adalah Mekkel. Sekarang anak-anak sayapun menyebutnya “Roti Mekkel” Buat yang susah ketawa, ayo bikin kue satu ini. Dijamin pasti tidak akan ketawa haha haha… loh? Hehehe iya, yang ada Anda hanya akan minta nambah lagi roti ketawanya hahaha. Selamat Mencoba. 

NCC JTIW Hosts Thanks bangat semuanya ya.  Ini setoran pertama, favorit saya. Akhirnya berhasil juga ikutan. Minggu lalu saya mulai eksekusi. Terus terang, bb nambah ni tak hanya karena roti ketawa tapi karena kue tradisional lain yang enak dan menggoda hehe.

Salam Hangat,

Tati

3 komentar:

  1. Mantab resep nya saya memang orang jawa, namun saya sangat suka sama kue ketawa tapi belum pernah membikin sendiri,,,,,,, nah setelah saya membaca resep yang anda bagikan, saya akan mencoba nya trim

    BalasHapus
  2. resep ini yang saya cari, setiap hari tk sayur saya selalu bawa dan setiap hari pula saya beli karena saking sukanya keluarga makan kue ini. terbersit dalam pikiran untuk membuat, makanya saya browsing, eh ...ketemu juga. tq banget resepnya ya...mudah2an berhasil.

    BalasHapus